SEX NGENTOT GADIS DESA MEMEK SEMPIT
Cerita Asik Dewasa : Sex Gadis Desa Memek Sempit – pada awalnya aku memandang gadis itu namanya Devi, biasa-biasa saja, maklum saya walaupun sudah cukup dibilang dewasa (25) tetapi sekalipun belum pernah mengenal wanita secara spesifik apalagi namanya pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih primer buat masa depan.
Apalagi selesainya saya terselesaikan kuliah dan pribadi bekerja, saya merasa berhasil menikmati hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang biasa saja, karena beliau hanya lulus Sekolah Dasar sebagai akibatnya saya kurang peduli Bila saya menyadari tingkat pendidikanku sendiri. Tetapi asal hari kehari Devi si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan kamarku, serta bahkan mencuci bajuku yg terkadang tanpa aku minta walaupun saya sebenarnya biasa mencuci sendiri, tetapi adakalanya aku relatif sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru. Rupanya gadis itu sedikit memberikan hati, akan tetapi saya tidak tanggap sekali.
Terlihat dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan ke arah lain. Sampai di suatu waktu, dimana temanku beserta anak istrinya pulang kampung buat suatu keperluan selama seminggu, sedangkan adik perempuannya karena wajib menyediakan makan setiap kali untukku, tidak diikutkan kembali, sebagai akibatnya tinggal aku serta si gadis Devi itu di tempat tinggal . Rupanya kesendirian kami berdua menimbulkan suasana lain pada tempat tinggal , dan hingga pada suatu pagi saat gadis itu sedang menyapu kamarku yang kebetulan aku sedang bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu buat menyapu lantai. Menjadi mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk, aduhh.., rupanya perh yg sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan yg menakjubkanku. 2 buah melon yang subur segar terhidang di depanku oleh gadis itu, menggunakan sedikit basa basi gadis itu menyapaku entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya yg tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yg berpotongan dada rendah.
Dengan tidak membuang kesempatan aku rasakan keindahan payudara itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku. Menjelang dia selesai menyapu kamarku, datang-tiba dia dekap perutnya sembari merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yg melilit. Dengan gerak refleks, saya pegang lengannya sembari aku tanya apa yg dia rasakan. Sembari tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih memegangi perutnya hingga ditempat tidurnya. Kusuruh dia rebahan serta memintaku buat diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan serta sambil berjaga beliau gosok perutnya berasal kembali blousenya. Namun tiba-tiba waktu menggosok lagi-lagi beliau mengerang dan mengaduh, sebagai akibatnya membuatku sedikit panik serta membuatku segera ikut memegangi perutnya serta sembari ikut mengurut juga. Dan nampak sedikit relatif berkurang rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya.
Kepanikanku mulai hilang serta saya mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu bersamaan menggunakan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tersebut mulai menelusuk ke tubuhnya mencicipi kenikmatannya pula serta dengan datang-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman berhiaskan buah melonnya yg subur segar dan aku turuti saja kenikmatan bersama ini buat mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan tanganku terus menelusup diantara buah-butir itu sembari memetik-metik putingnya. Gadis itu mulai merintih nikmat, dan erangan halus serta memberi isyarat tanganku buat terus dan terus memilin puting buahnya yg semakin menegang. Baru saya sadari bahwa buat kali pertama saya mencicipi puting gadis yang menegang Jika sedang terangsang dengan erangannya yang membentuk penisku yg berasal tersebut ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yg sebenarnya telah siap untuk berangkat kerja, tetapi sementara waktu tertunda.
“Eehh.. Mas.. Gelii.. Akan tetapi nikmat, aahh.. Eehmm aduuhh nikmat mass..” Posisi dia waktu itu sembari duduk membelakangiku, dan tiba-tiba beliau menyandar ke dadaku sembari menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku. Tanpa buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya serta selanjutnya lisan kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan pengecap menggunakan penuh nafsu, ad interim tanganku terus menyusuri butir-buah yg fertile itu buat menaikkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai kegairahannya buat melepas kaitan rok bawahannya serta dilanjutkan ke kancing-kancing blousenya. Balik kesadaranku tertegun buat pertama kali saya menikmati keutuhan tubuh seseorang gadis yg hanya mengenakan CD-nya. Tetapi buat ketika itu pula aku terperanjat, “Eiitt, Devi ini telah jam delapan, aku harus berangkat kerja wahh, aku terlambat”, kataku.
Kami saling tertegun pandang serta saling senyum tertahan dan lalu kami berpeluk cium, sambil aku mengatakan, “Entar saya berangkat serta saya segera balik , hanya buat minta ijin jika saya terdapat keperluan yahh, gimana?”. “He.. Eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, akan tetapi janji lho, ehh akan tetapi Mas?”. “Kenapa Nan..” tanyaku. “Mas kemot dulu dong butir dadaku, ntar baru boleh berangkat”. Achh lagi-lagi kenikmatan yang tidak bisa ditunda pikirku, menggunakan “terpaksa” saya kemot putingnya dan dengan penuh gairah saya kemot buah dadanya hingga hampir merata bekas kemotan pada kedua buah dadanya, hingga-sampai si Devi tidak percaya keganasanku. Kami saling melepas pelukan yg seolah ialah kerinduan yg selama ini usang terpendam. Kebetulan kantorku hanya beberapa ratus meter berasal rumah kost yg aku tempati. Terselesaikan saya menyampaikan alasan yg dapat diterima atasanku, segera saya bergegas kembali lagi. Saat saya sampai dirumah, yang memang setiap harinya sepi di jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku ketika aku membuka pintu depan yg tidak terkunci, serta eksklusif kukunci ketika saya masuk. Tetapi pintu- pintu kamar tertutup.
Maka yg pertama aku tuju merupakan kamarku.Aku buka kamarku buat ganti baju kerjaku dengan maksud akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja. Aku buka baju serta celanaku satu persatu, dan ketika aku hanya kenakan celana dalamku, datang-tiba berasal belakang, Devi si gadis itu sudah pada belakang mendekapku serta ohh, menakjubkan.., rupanya sedari tersebut beliau saya tinggalkan, beliau tak lagi kenakan bajunya sambil terus menunggu di kamarku. Maka pulang kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan saling meraba dan menggunakan ciuman yg penuh nafsu serta kami masing hanya mengenakan celana pada saja, sehingga kulit kami mampu saling bergesekan mencicipi dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan serta mulut berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan Devi yg seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku. Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut serta torehan puting susunya pada dadaku. Tanganku berkecimpung asal punggungnya beralih ke pantatnya yang bulat buat aku remas-remas, sedang tangannya tetap memegang leher serta kepalaku menggunakan mulut, bibir serta pengecap saling mengulum.
Lama kami pada posisi berdiri “Eeehh.. Mmaas eehh eegh enaak sayang ngg.., teruss, teruss.. Gelii.. Egghh eenaak” erangnya yg setiap saat keluar dari mulutnya. Kegairahan pagi itu kami lanjutkan pada lantai kamarku buat saling berguling serta permanen saling peluk menaikkan gairah petting kami yg pertama kali pada lantai kamarku. Maklum kamar indekost menggunakan kawasan tidurku yang seadanya dan pas- pasan yg absolut kurang pas buat kegairahan petting yang memuncak di pagi itu. Dengan leluasa tangan kami saling beranjak ke buah dada, penis, puting dan satu hal selama ini yg jadi obsesiku ialah cita-cita yang terpendam buat mengemot puting Jika melihat buah dada perempuan yg sedemikian montok dan menggairahkan, maka saya tumpahkan obsesiku di kenikmatan pagi itu buat pertama kalinya. “Mass sayang terruss kemot pentilku.. Mmaass gelii, geelii,.. Eehm Mas nikmat.. Terus jilatin pentilku teruss saya peengin di jilatin terus pentilku..”.
Dengan penuh gairah pertama saya puaskan menjilati putingnya yang saya rasakan semakin menegang serta demikian juga dengan penisku, sembari aku gesek- gesekkan ke tonjolan daging pada selangkangannya. Aku balik relatif kaget waktu btg penisku merasa basah saat aku gesekkan pada tonjolan daging selangkangan Devi yang masih menggunakan CD, yang bahkan penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba selangkangan Devi diantara belahan daging, tetapi datang-datang beliau memekik “A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”.
Maka ada interim saya lepaskan kembali dan tangan ku balik meremas butir dadanya sembari memilin-milin putingnya “Mass.. He’eh begitu kemotin pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas.. E’eenak eeh.. Ehghhm.. Yangg geli..”. Penisku terus saya gesek-gesekkan dicelah selangkangan Devi, “eeh, eehh.. Eehh.. Eehh.. Eeheh.. Eh”.
Demikian lenguhannya setiap saya gesek selangkangannya. “Mas.. Tarik CD-ku serta lepaskan celanamu..”, sampai di ucapan Devi tersebut maka ad interim kami tanggal pergumulan itu sambil saya menggunakan ragu serta deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang masih dalam keadaan telentang sementara saya duduk dan beliau mulai angkat kakinya ke atas ketika CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya, sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata serta senyum- senyumnya yg nakal, maka aku dihadapkan menggunakan sembulan apa yang dianggap clitoris yang ditumbuhi rambut- rambut halus sedikit keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat- rapat menganga semu pink serta semu basah menggunakan sedikit leleran lendir asal lubang kenikmatan itu. “Vi.. Kenapa sih” tanyaku nakal, “Apanya.. Mas” sahutnya sambil senyum, “kalau dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tersebut”.
“Aduh cita rasanya geli banget, cita rasanya kaya mau tewas saja tapi nikmat iih geli”. “Enggak sakit dikemot dipentilnya tersebut” tanyaku, “enak.. Mas, rasanya pingin terus, jikalau telah yg kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot bersama-bersama sama verbal Mas. Terus pada liang kewanitaanku jadi ikut-ikutan geli nyut-nyutan hingga aku eeghh.. Hemm gimana yach bergidik. Hhmm” akunya. “Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku bertanya-tanya. “Iiih.. Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sembari tangannya merayap ke selangkanganku yg masih pakai CD, memencet penisku yang menonjol dan juga meremas. “bila saudara termuda Mas cita rasanya gimana tuh jika kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya akbar juga. “Sama nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Devi terus, geli eh-eh.. Eh” menggunakan penasaran beliau mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli cita rasanya.
“kalau ininya dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba- raba buah pelirku.” Yah nikmat pula” tegasku sambil saya elus-elus pahanya yang tidak begitu putih tapi mulus. “Eh.., Mas tadi kutipu, pretensi sakit, habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil beliau senyum nakal menarik hati. Brengsek jua nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku . “Mas.. Selama seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?” tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yg permanen tegak sedang saya memilin-milin puting susunya yg juga permanen tegang, “Kita kelonan terus saja seminggu ini siang ataupun malam”. Kebetulan kerjaku selama ini hanya hingga jam 14.00 telah kembali. Dia menggoda “Terus nanti jikalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan gimana dong”. “Yah nggak usah makan berasal kelonan terus sama Devi entar kenyang”. Beliau bangkit dan memelukku erat-erat serta diciuminya bibirku sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku. Sembari melepas dia mengatakan “Mas kita kelonan lagi mari sampai sore, terus nanti mandi bersama”.
Tanganku mulai mengelus clitorisnya serta mulutku terus mengulum bibirnya dan pulang dia telentang di lantai serta aku mulai menindihnya “Mas.. Jikalau gini terus aku cita rasanya mau pingsan kenikmatan eehh.. M eghhmm.. Aduuh.. Nikmat Mas di memekku.. Geli cita rasanya teruuss eeghh.. Eghh”. Serta saya rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku aku cabut asal clitnya buat kujilati jariku serta aku rasakan nikmat gurihnya lendir seorang wanita pertama kalinya. “Eeehh.. Eennak.. Aahh.. Aahh uuhhgg uughhg uuhh.. Ehhehh” ketika jariku kembali menelusup kedalam lubang clitorisnya. Lenguhan mulutnya serta dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian semakin tinggi tapi aku ragu buat menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke lubang senggamanya. Maka ad interim aku tahan walupun penisku pun juga sudah semakin basah sang lendirku juga.
Saya mulai merayap kebawah selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa beliau sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, ketika lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, pulang beliau terpekik “aahhuughh huu.. Hu.. Egghh aduh.. Eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass aahh aku nggak bertenaga, Mass.. Mas.. Eghh.. Egh hhgeehh.. Mas.” sembari dia aku perhatikan pantat, paha, perut serta kakinya seolah kejang seperti kesakitan tetapi aku sangsi jika beliau sakit, dan malahan kepalaku dia tekan kuat ke selangkangannya sembari terus berteriak “hehehggheh ahh.. Ehhehh.. Huhh.. Mass.. Aku .. Akuu cita rasanya.. Eghh” dan beliau bangkit sambil menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak “Mas tuang Mas.. Eeghheghh” dan beliau angkat kakinya sembari telentang beliau bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku memasuki clitorisnya.
“Mas.. Aduk rata Mas eghh Mas yang dalam.. Aduk rata terus selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”. Sambil menekuk kaki, ad interim tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat tubuhku aku tindihkan serta kuamblaskan penisku ke lubang yg sedari tadi sudah menunggu, dan saya rasakan sedotan lubang yang sangat bertenaga di btg penisku yg rasanya dikemot-kemot. “Eehhgehhg.. Teruss. Teruss Mas.. Maass nikmat aduk rata terus aduuh cita rasanya saya nggak kuat mass terdapat yang keluar eghh.. Eeghh. Eehhgg aduuhh.. Mass..” “ahhgg-agh.. Devi aku aduh egghh, Devi cita rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm.. Nikmat.. Terus sedot” “Mass nikmat.. Sekali nikmat.. Pada sekali. Aahh aduh.. Hhaghhah Mass.., aku mau keluarr”. “aku jua Nan.. Ahhgh aku telah mau keluar.. Ahgghhah”.
Serta saya bubut penisku ketika dia demikian bergetar dan menyedot sedot penisku sebagai akibatnya saya tidak tahan lagi buat menyemburkan spermaku serta waktu itu aku merasa beliau terlepas dari penisku, dia bangkit serta menyongsong btg penisku menggunakan mulutnya menyambut semburan spermaku sembari tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali menggunakan lenguhannya yg tak beraturan dimulutnya “Cppokklep.. Plekk.. Clepk.. Clkek.. Cslckek” suara mulutnya mengemot serta menyedot penisku ad interim aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai beliau menjilati residu sperma pada penisku dengan bersih. Sesaat kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yg tidak terasa sudah jam 3 sore, serta baru lalu bangun dengan badan terasa agak pegal. Kami pulang berpagut lama menggunakan saling rabaan dan remasan masih dalam keadaan tanpa kostum. Akhirnya kami mandi beserta dengan air yang sebelumnya kami. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati korelasi seks dengan seorang gadis kampung bernama Devi bukan ayu ting ting.