ANAK GELANDANGAN CANTIK YANG MASIH PERAWAN
Cerita Asik Dewasa | Anak Gelandangan Cantik Yang Masih Perawan - Cerita ngentot terhot, Nama saya Yossa, usia 30th dan saya bertempat tinggal dekat kampus di magelang. Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yg bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.
Waktu itu aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yg digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah.
“Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”
“Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Endah cepat sembuh”
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yg ternyata namanya Endah. Tp, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Endah dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.
“Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Endah jalannya pincang”
“Ngaak usah den, simbok..”
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Endah Mbok..”
“Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”
Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
“Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tp ndoroo..”
“Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Endah”
Dari informasi yg aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulangp, simbok ini ternyata ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Endah, yg akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yg ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Endah usianya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Endah sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.
Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Endah dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yg dipakainya ya tetap yg tadi. Padahal baju yg dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi.
Simbok memakai daster yg lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Endah dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yg kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yg nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yg memiliki jiwa sosial yg tinggi.
“Endah dan juga kamu Intan makan yg banyak ya.. biar cepet gede..”
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”
“Boleh nduuk.., Intan dan Endah boleh makan sepuasnya disini”
Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yg membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka.
Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yg tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yg betul-betul mulus dan dibalik Celana dalamnya yg lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yg tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayg dan pEnisku yg masih perjaka ini langsung berontak.
Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau Celana dalam Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas.
Sedangkan yg bikin aku mau muntah adalah bau Celana dalamnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan pEnisku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya.
Aku tidak berani melapas Celana dalamnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok pEnisku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya aku mengocok pEnisku, si Endah bangun dan melihat ke arahku. Endah sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Endah untuk diam. Setelah Endah diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok pEnisku. Endah yg masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yg mengocok pEnisku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya.
Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Endah, gadis kecil yg benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Endah melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yg sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.
Saat aku keluarkan pejuhku, si Endah menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., Endahku ini tidak memakai celana dalam. Saat aku sedang melihat memeknya Endah, dia bilang.
“Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”
“Ndoroo.. Endah kedingingan.., Endah mau pipis.. tp Endah takut ke kamar mandi..”
“Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”
Endah kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Endah aku suruh jongkok didepanku. Endah kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yg keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Endah aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yg sampai ke pinggang.
“Ndoro.. Endah belum cebok.. nanti memeknya Endah bau lho.. Ndoro..”
“Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yg bersihin memeknya Endah.. Endah bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”
Kemudian Endah aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yg lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya.
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Endah yg lecet..”
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”
Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Endah, gadis kecilku ini. Baygkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yg begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.
Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yg dipakai Endah sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yg masih belum ditumbuhi bulu.
Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yg dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yg tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya Endahku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Endah diapain.. Ndoro..”
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Endah diam saja yaa..”
“Inggiih.. Ndoro..”
Setelah Endah tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Endah.
“Ndoro.. jangaan.. Endah malu ndoroo.. memek Endah kan bau..”
Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Endahpun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.
Aku pun mulai menyedot memeknya Endah dengan kuat dan aku lihat Endah menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyg kekanan kiri.
“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Endah diapain sih ndoroo..”
Akupun tidak peduli dengan keadaan Endah yg kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya.
“Ndoroo.. sudah Ndoro.. Endah mau pii.. piis dulu Ndoro..”
Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yg mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.
Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul Endahku ini.
“Ndoro.. maafin Endah ya.. Endah tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Endah bau ya Ndoro..”
“Nggak apa-apa Nduk.. tp Endah harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
“Endah mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Endah..”
“Hukumannya, Endah gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”
“Iya Ndoro..”
Akhirnya aku keluarkan pEnisku yg sudah tegang. Begitu pEnisku sudah aku keluarkan dari celana dalamku, Endah yg masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Endah agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan pEnisku kedepan wajahnya dan aku suruh Endah untuk memegangnya.
“Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!
“Inggih Ndoro.. tp Endah malu Ndoro.. Endah takut Ndoro..”
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya pEnis Nduk..”
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
“Nduk.. pEnisnya ndoromu ini diemut ya..”
“Tp Ndoro.. Endah takut Ndoro.. Endah jijik Ndoro..”
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Endah ngemut es krim.. ayo nanti Endah Ndoro kasih es krim.. mau ya..”
“Benar Ndoro.. nanti Endah dikasih es krim..”
“Iya Nduk..”.
Endah pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan pEnisku ke mulutnya yg mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang pEnisku mengenai giginya.
“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”
Sambil Endah mengoral pEnisku, kaos lusuhnya Endah pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama payudaranya yg bentuknya agak meruncing itu”
Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan pEnisku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Endah dan aku kocok pEnisku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya,
“.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Endah dan hanya sedikit yg menetes keluar dari mulutnya.
“Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Endah sampai mau muntah..”
“He.. eh.. nduuk.. tp enak kan.. pipisnya Ndoro..”
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Endah sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”
Aku memang termasuk laki-laki yg suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis.
Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Endah memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Endah pipis lagi lho Ndoro..”
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Endah mau lagi khan es krim..”
“Mau Ndoro..”
Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala pEnisku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, Endahku meringgis.
“Ndoro.. memek Endah diapain.. kok sakit..”
Aku sempat tarik ulur pEnisku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung pEnisku merobek selaput tipis, yg aku yakin itu adalah selaput daranya.
“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Endah, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Endah tenang saja ya..”
Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yg keluar dari mulutnya Endah.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”
SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Endah. Sungguh pemandangan yg luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Endah pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.
Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di pEnisku, pertanda Endahku sebentar lagi orgasme. Kepala Endah pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yg sensasional, gadis 14 tahun yg masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yg betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tp tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
“Ndoroo.. Endah mau pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., pEnisku seperti disiram air hangat..”
Aku peluk sebentar Endahku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
“Maapin Endah ya Ndoro.. Endah pipis dikasurnya Ndoro..”
“Endah malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”
Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan pEnisku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan pEnisku.
“Ndooro.. Endah capek.. Endah mau bobok.. ndooroo..”
“Iya nduuk.. Endah bobok saja yaa..”
“Memeek Endah periih.. ndooroo..”
Kutekan keras-keras pEnisku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.
Aku cabut pEnisku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Endah.., perut Endah jadi hangat Ndoro..”
“Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Endah bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”
“Inggih Ndoro.., sekarang Endah capek.., Endah pengen bobok..”
Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Endah, si gadis kecilku. Aku dan Endahpun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.