CERITA ASIK DEWASA : SEX NGENTOT TANTE MIA ISTRI PEJABAT

SEX NGENTOT TANTE MIA ISTRI PEJABAT

TANTE MIA :

Cerita Asik dewasa - Sex Ngentot Tante Mia Istri Pejabat .. Perkenalkan nama saya Dedi (25 tahun), saya berdomisili di Bandung.Adapun cerita ini bukan bohong ataupun dibuat-buat, atau juga hanya karangang semata, melainkan apa yang saya ceritakan di bawah ini adalah benar-benar terjadi pada kehidupan saya hingga kini.

Setelah SMA, dengan sedikit memaksa aku ingin kuliah di Bandung. Sedikit banyak jiwa pemberontakanku mulai nampak. Aku bersikeras dengan keinginanku, meskipun pada awalnya kedua orangtua berusaha keras menolak.

Di Bandung, awal-awal aku duduk di bangku kuliah, aku merasakan sebagai sosok lelaki yang kerdil. Dalam hati, aku seakan tidak dapat menerima pergaulan dengan mereka yang tidak bergaya hidup pas-pasan. Aku merasakan dapat menempatkan diri di tengah mereka. Entah mengapa, aku cenderung memilih-milih pergaulan.

Tipikal yang menjadi temanku adalah mereka yang bergaya hidup wah. Aku cenderung menjauh dari pergaulan yang gaya hidup pas-pasan. Hal ini dikarenakan perasaan superiority complex yang ada di benakku. Dari pakaian yang dikenakan atau gaya bicara, aku dapat menilai, apakah mereka anak orang kaya sepertiku atau tidak.

Ketika itu usiaku sudah 20 tahun. Belakangan, aku merasakan cocok dengan salah seorang teman yang bernama Tony. Kunilai dia anak orang kaya di kota lain terlihat dengan gemerlap kehidupannya yang suka sekali berfoya-foya. Kulihat lama-kelamaan dia pun seakan menunjukkan sikap yang cocok berteman denganku. Kami pun berteman baik. Namun di balik kebanggaanku bergaul dengannya, disitulah aku langkahkan kaki ke jalan yang salah untuk melangkah. Aku terlibat dalam pergaulan yang salah dan tidak wajar. Lambat laun, aku terbawa arus nakal Tony dan beberapa temannya.

Kehidupanku yang gelamor dan banyak uang, seakan memuluskan jalan untuk berbuat seenaknya. Dari mulai minum-minum di beberapa cafe ataupun bar, menghisap ‘gele’ ataupun ‘ganja’ sampai ‘putaw’. Tidak hanya itu, pergaulanku yang akrab itu belakangan membawaku pada keinginan ‘main’ dengan ABG yang kami booking dari pinggir jalan utama kota kembang ini.

Dari semua pengalaman yang tadinya didasari rasa coba-coba dan ingin tahu itu, lama-kelamaan membuatku keranjingan. Kenakalanku tidak itu saja, melalui Tony pula aku diperkenalkan dengan seorang tante-tante yang umurnya kutaksir 35 tahun. Sebut saja namanya Tante Mia. Wanita itu, namanya membekas sampai sekarang, karena dialah wanita yang kuanggap mampu mengubah jalan hidupku. Dia wanita yang pertama kali kupeluk, kucium, dan juga wanita yang pertama kalinya yang tidur bersamaku.

Sebenarnya, Tante Mia adalah isteri seorang pengusaha kaya. Karena sering kali kesepian akibat urusan bisnis suaminya, mengharuskan Tante Mia banyak ditinggal sendirian di rumah. Suaminya kerap kali melancong ke luar kota bahkan ke luar negeri dalam waktu lama.

Awal perkenalan kami terjadi di sebuah cafe di sebuah hotel ternama di kawasan pusat kota di Bandung. Petang itu, aku datang bersama Tony yang lebih dulu akrab dengan Tante Mia. Sebenarnya aku tidak mengira kalau temanku itu sengaja menyodorkanku untuk memuaskan nafsu birahi Tante Mia. Semua itu baru terungkap saat temanku mohon diri dengan alasan ada kepentingan mendadak. Jadilah kami hanya menikmati lembutnya alunan musik live berduaan saja. Awalnya, hanya sekedar ngobrol sana-sini, namun satu ketika Tante Mia mengisyaratkan satu tingkah nakal. Tak pelak sebagai lelaki normal, semua itu mengundang birahiku. Rasanya klop sudah, saat dia menawarkanku untuk menginap di hotel dimana dia telah booking kamar.

Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :


Aku yang awalnya merasa ragu, akhirnya tidak berkutik, aku pun bagaikan kerbau dicocok hidungnya. Kuiyakan saja semua permintaan Tante Mia, termasuk keinginannya mengajaku menginap di hotel. Dalam hati aku berpikir, rasanya sangat disayangkan jika semuanya ini disia-siakan. Meskipun tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk seukuran wanita indonesia, wajahnya yang bersih dan terawat, menyiratkan bias kecantikannya. Gaya bicaranya yang mirip dengan yang dikatakan ABG kekinian, menambah kecentilan Tante Mia.

Kuungkapkan keraguan jika nantinya Tony datang dan mencari kami dimana dia meninggalkan kami berdua di cafe tersebut, namun semua kekhawatiran itu hanya ditanggapi dengan senyum tenang dan menawan yang merekah di kedua bibir Tante Mia. Dia pun meyakinkanku bahwa Tony tidak akan kembali ke cafe lagi. Dapat ditebak apa yang akan terjadi, jika lelaki normal yang telah dewasa berduaan di dalam kamar bersama wanita cantik dan matang, yang ada tentu kobaran nafsu yang menggelora. Dan benar saja, hubungan badan pun terjadi di antara kami.

Dibelainya rambutku, didekapnya tubuhku yang tak berbalut selembar kain pun. Dadaku dielus dan diciumi dengan penuh nafsu. Saling pagut dan raba pun tidak terelakkan lagi. Kemudian apa yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh suami-istri itu bersama Tante Mia dengan nafsu yang bergelora itu pun terjadi. Tidak hanya sekali, aku melakukannya saat malam itu. Tenaga Tante Mia yang sangat liar memacu gelora birahi. Aku merasa begitu tersanjung, sekaligus banyak belajar dari Tante Mia. Sungguh aku merasakan ada pengalaman baru dan sangat mengesankan yang selama ini belum pernah kualami.

Kurasakan juga bagaimana gelora birahinya yang menggebu. Aku merasa tertantang untuk mengimbanginya. Dan ternyata aku berhasil memuasinya. Ini dikatakannya sendiri oleh Tante Mia. Setelah puas dengan permainan binal Tante Mia di atas ranjang, kembali kegundahan menyeriangi di benakku. Kepada Tante Mia kuwanti-wanti untuk tidak menceritakannya kepada Tony ataupun siapa saja. Namun dia hanya tersenyum tipis menghadapi kegundahanku.

“Kenapa mesti risau..? Tony adalah kekasih gelapku juga. Dalam waktu-waktu tertentu, dengan senang hati dia melayaniku..” kata Tante Mia.
Setelah itu, jadilah aku mulai ikut berpetualang sebagai pemuas nafsu seks, kukejar perasaan nikmat dan gairahku dengan Tante Erlyn, Tante Sofia, Tante Sally, dan beberapa tante lainnya.

Aku pun seakan dimanjakan oleh mereka dengan limpahan uang yang datangnya bagaikan air yang mengalir. Namun aku memiliki langganan yang mengaku sangat terkesan dengan pelayananku. Dia seorang dokter di Jakarta. Perkenalanku terjadi saat di suatu sore tiba-tiba HP-ku berdering. Dengan dalih untuk dipijat tubuhnya, suara wanita itu menginginkan agar aku datang ke sebuah hotel di kawasan jantung kota Bandung. Aku pun meluncur ke hotel yang dimaksud.

Sore itu menjadi awal bagi permainan yang panas dengan sang dokter yang sedang mengikuti seminar di Bandung ini. Dokter yang berwajah cantik itu sangat ganas memperlakukanku, nafsu birahinya yang besar membuatku kewalahan. Tidak hanya di tempat tidur saja dia menginginkan permainan panas denganku. Itu semua dilakukan di sofa ruang tamu kamar hotel, di kamar mandi, ataupun di kaca rias kamar suite yang disewanya itu. Setelah puas, baru ia memberiku banyak uang, Dan rasanya itulah rekor bayaranku yang kuterima sebagai gigolo pemuas nafsu. Dia pun barjanji akan kembali lagi untuk memintaku untuk melayaninya.

Benar saja, beberapa bulan kemudian sang dokter itu kembali lagi ke Bandung, kali ini dia tidak sendiri, melainkan membawa 2 orang temannya yang mengaku Tante Lusi, dan Tante Nina. Setelah aku diminta melayani mereka bertiga, aku pun melakukannya dengan baik hingga mereka puas. Tidak hanya sekaligus kami bertiga bermain, melainkan aku melayaninya satu persatu. Keesokan paginya mereka pun kembali ke Jakarta.

Tetapi alangkah terkejutnya aku, minggu kemudian sang dokter kembali lagi bersama temannya kembali, kali ini hanya seorang, dia bernama Tante Siska. Seperti sebelumnya, dia meminta kupuasi nafsu seksnya, sebelum akhirnya memintaku untuk melakukan hal yang sama terhadap temannya itu.

Kali ini dalam benakku ada berbagai pertanyaan, “Ada apa di balik keanehan ini..?”
Dalam suatu kesempatan, terbukalah tabir rahasia itu. Menurut Tante Siska teman sang dokter itu, dia adalah salah satu anggota arisan yang bandarnya adalah Ibu dokter itu. Mereka beranggapan bahwa aku lah pria yang dipilih, dan yang paling hebat, dan kuat dalam memuasi mereka. Jadi aku dijadikan komoditi arisan seks oleh mereka yang terdiri dari istri pengusaha dan pejabat. Gila, betapa terkejutnya aku mendapat jawaban itu. Namun aku berusaha mengendalikan kegundahanku, aku tidak perduli dengan perasaanku, toh aku mendapat imbalan jasa yang sangat besar dari mereka. Dan aku pun dapat memanfaat uang tersebut untuk kuliahku.

Tamat ...

Silahkan Klik langsung Di Bawah Ini : 

Bonus PromoNew Member 10%
 qqdomino

Bonus Referral Hingga 20%
 kiukiudomino

CERITA ASIK DEWASA : PEMERKOSAAN INI TERASA BEGITU NIKMAT HINGGA MEMBUATKU ORGASME

PEMERKOSAAN INI TERASA BEGITU NIKMAT HINGGA MEMBUATKU ORGASME


Cerita Asik Dewasa - Pemerkosaan Ini Terasa Begitu Nikmat Hingga Membuatku Orgasme ..
Saya menikah dengan suami sayaBang Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan olehorangtua saya pada saat saya masih berusia 18 tahun dan baru saja masukkuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya. Begitu pula suami sayaterhadap saya (saya yakin itu benar).

Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya punseorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun,suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerahbogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana dikomplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinyapindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masihkosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dansebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumahkami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur,sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakangyang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskanuntuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa,kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karenakami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai merekamengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetapberangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap kekantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang,saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak dirumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketikabeberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untukmeneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada dirumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

"Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?"
"Iya nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah.
"Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya.
"Oh, silahkan..!" kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambilsebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika barusaja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar PakSatro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasadikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikanbagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga sayadapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang palingpenting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.
"Eh, ada apa Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung keatas sehing terlihat lebih besar lagi.

Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambilnafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh,belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami,bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetapsaja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan airdingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelahselesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena taditerburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi danpenuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya sayaputuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan paratukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Sayayakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arahkamar saya yang pintunya terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatuhingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrakitu adalah Pak Sastro.

"Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggakada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya.."katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjangbulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus danwalau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggakusah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggakmalu kok.."
"Jangan Pak..!" kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya.

Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengansantainya malah berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suarateriakan Neng nggak bakal ada yang denger.."
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.
"Wah, bagus betul ni tetek.." kata yang satu sambil membetot danmeremas payudara saya sekeras-kerasnya."Tolong jangan perkosa saya,saya nggak bakalan lapor siapa-siapa.." kata saya.

Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :


"Tenang aja deh kamu nikmati aja.." kata teman Pak Sastro yangbadannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya,sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepaspakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karenakeringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepatmereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulaimenjilati kemaluan saya.

"Wah.., memeknya wangi loh.." katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangikedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yanggendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya.Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yangbesar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya dugasebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengansuami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastromulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entahkenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpasadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkanpegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontaklagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihatseperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan sayatetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisidoggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpadikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Sayaberusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras,sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luarbiasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luarbiasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemasdan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai,sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaksdan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkankemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat.Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekankemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsungmenembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yangsaya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang spermaitu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.

"Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti nikmat.. ha.. ha.. ha.."
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya,saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembalidengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk sayamasak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lamakemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di ataspasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampirisaya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

"Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburanini.." katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu kedalam vagina saya.

Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.

Dan tidak lama kemudian, "Bless..!" terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

"Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha.." kata si botak.
"Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti,tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya.Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa.Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalungmutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubanganus saya.

Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!"

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yangterlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

"Sekarang kamu maju pelan-pelan.."

Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelandari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampaikemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sorehari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme denganarti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya samasekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehinggapemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedangtidak kuliah. 

Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi denganmengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampaidapur saya selesai dibangun. END 

Silahkan Klik langsung Di Bawah Ini : 

Bonus PromoNew Member 10%
 qqdomino

Bonus Referral Hingga 20%
 kiukiudomino

CERITA ASIK DEWASA : SEKS SAAT PHOTO SESSION PANAS

CERITA SEKS SAAT PHOTO SESSION PANAS


Cerita Asik Dewasa : Seks Saat Photo Session Panas
Sore itu aku sedang menanti rekanku Andi dan aku sedang duduk bengong sendirian di teras depan studionya... suasana akhir November ini... di mana hujan baru saja berhenti... jalanan depan masih basah... arlojiku menunjukkan pukul 4.10 WIS ( Waktu Indonesia Surabaya ). Hari itu emangnya sedang ada janji untuk penerimaan anak model... perlu aku ceritakan sedikit... temenku si Andi ini adalah foto grapher untuk boutique dan sering juga menangani penyediaan model untuk iklan baik di majalah maupun brosur dan hari ini rencananya ada anak baru yang ingin bergabung maka dari itu kita sepakat untuk mewawancarai dan melakukan testing dan hal lain sesuai standart Andi... emang gua pikirin... dia yang punya studio sedang aku khan cuma temen aja pangkatnya.

Ada dua orang cewec naik Black Astrea berhenti depan pagar studio Andi... cewec yang duduk di boncengan turun dan menanyakan " Apa betu ini Andi Studio ? " " Betul, kamu yang ada janji dengan Bang Andi ya ? " tanyaku sambil menyebut Andi Bang... sesuai pesan dia. " Iya... saya dan temen saya ada janji ketemu dengan Bang Andi di sini sore ini, Bang Andinya ada ? " " Bang Andi belum dateng, lagi cari film, kebetulan kehabisan film, tunggu aja bentar juga dateng... motornya masukin aja " jawabku sambil membuka pintu. " Mas ini siapa ? " tanya yang bawa sepeda motor sambil dorong motornya memasuki halaman studio. " Saya cuman kacungnya... " jawabku asal. " Tunggu di dalem aja, sekalian isi formulirnya dulu ya " 

Singkat cerita mereka udah duduk di sofa ruang tunggu sambil mengisi formulir data sheet yang dititipkan Andi untuk diisi oleh semua calon modelnya. Mereka menulis di meja sofa sehingga sedikitnya aku bisa lihat pemandangan 4 gunung indah... rasanya seperti dalam mimpi aja... mereka tidak sadar dan aku selalu pasang gaya serius tanpa maksud... 4.37 WIS baru aku dengan Andi datang dengan BMW kuningnya... " Hai... udah lama nunggu ya ? " katanya sambil terus ngloyor ke studionya tanpa nunggu jawaban dari yang ditanya. " Jos... , sudah kamu suru isi data sheet form ? " teriaknya dari dalam... " Udah lagi diisi... " " Kalo udah sekalian kamu bantu ukur mereka " maksudnya ukuran badan untuk melengkapi form data sheet. Akupun segera masuk ke studio untuk ambil meteran jahit... " Anaknya kece gara ? " tanya Andi. " Sip Ndi... toketnya bagus dech... gue sempet ngelihat sebentar... mo diacarain ? " tanyaku. " Boleh aja cuman kalem ya... biar ngga' nyolok ? " sahut Andi sambil memasang film di cameranya. " Okay siapa yang sudah selesai... coba kamu siapa nama kamu yang pake kaos hijau ? " " Saya Ditha Mas... " sahutnya. " Sini kamu saya ukur dulu... sambil nunggu temen kamu ngisi form " AKu mulai melingkarkan meteran kain di dadanya sambil menepatkan angka aku coba baca... " 92 Cm " lalu aku tulis di kolom Bust ( dada )... " 86 Cm " aku tulis pada kolom waist ( pinggang ) dan untuk kolom hips ( pinggul ) aku isi angka 96 Cm, Height 169 Cm... Ukuran gila ini pikirku...

Paling tidak BHnya 36 B minimal ini... itu aja pasti floating ( tumpah keluar ). " Udah Joss... " tanya Andi saat keluar ruang studio... dia mulai lihat pada catatan yang aku buat " Masa dadanya 92 sich.... " sambungnya. " Paling 90 kurang.... ngga' gede2 banget kok... kamu ngukurnya ketat apa longgar ? ". Ya sepantasnya pas gitu " jawabku. " Coba meterannya " dan Andipun mulai mengukur si dada besar tadi.... rupanya dia pengen juga nyenggol dan merasakan si dada besar. Dia coba dengan dipaksakan pada posisi 90 Cm, sampai dada tersebut kelihatan banget terjepit,, lalu dia goyang2 kanan dan kiri, sampai dada itu terguncang.... menrangsang banget... " Sempit ngga' rasanya kalo segini ? " sambil pura2 nanya pada Ditha... " Iya rada sempit " jawab Ditha polos. Andi berusaha melonggarkan meteran tapi tangan dia bagian telapaknya sengaja dipaskan pada bulatan dada tersebut sambil sedikit menekan... aku lihat itu dan entah Ditha merasa apa tidak EGP ajalah. Selesai dengan mengukur... tiba2 tangan Andi kedua-duanya meremas kedua dada besar tersebut sambil bilang " Sorry ya... eh... dada kamu ini besar dan emang 92 Cm tapi sebaiknya kamu pake BH kecilan dikit dech.... kamu pake ukuran berapa ? ". 36 C " jawab Ditha. " Coba dech kamu pake 36 B " lanjut Andi sambil terus meremas alus banget gayanya... ngga' nyolok kalo lagi napsu. " Sini dech ikut saya ke studio... Jos loe selesaiin pengukuran temennya ya... gua mo langsung shoot " kata Andi sambil menarik tangan Ditha. Aku dengar dari luar Andi amsih berceloteh soal BH dan penampilan... ach no reken ajalah... masih ada satu lagi... cukup gede juga nich temennya... Nuke... nama temen si dada besar... ukurannya 90, 86, 92 dan tinggi 171 Cm... ngga' kalah nich...

Maka kalo Ditha dapat julukan si dada besar... maka Nuke sebaiknya aku kasi julukan Big Tits... artinya sama khan ? Selesai semua pengukuran aku aja Nuke masuk studio... saat itu Andi sedang memperbaiki gaya Ditha untuk arsip shoot... melengkapi data sheet... pokoknya udah kaya' di majalah Playboy aja pake data sheet dan photo segala... mana saat itu photonya semi lagi... Ditha hanya pake BH ( stock, bukan BH dia waktu dateng dan emang di studio udah banyak stock bikini dan lain-lain pakaian ) dan bagian bawahnya ditutup kain sutra tipis warna magentha... wak terlambat gua... pasti Ditha udah ditelanjangi ama si Andi... tapi biar ach... gua juga remes2 dada si Nuke tadi coba praktekin teori Andi pada Ditha. Lumayan konak aku saat ngeremes tadi... mana Nuke diem aja lagi... aku ngga jelas Nuke takut, sungkan atau sebaliknya menikmati remasanku... 

Yang penting dapat remasan dada gede sore ini dan cukup lama lagi. " Nuke kamu ganti baju kamu dulu dech... " kataku mulai bikin acara lanjutan... mumpung Andi lagi sibuk photoin Ditha... Aku pilih2 baju dan costum yang ada kali aja ada yang pas bisa buat... ach bodo... pusing mikirnya... sampe aku temu kaos gambar Winny the Pooh warna putih tipis... " Ndi loe jadi buat photo wet look ? " tanyaku asal sambil coba kasi kode ke Andi. " Oo.. jadi donk langsung aja sekarang suru ganti kaosnya... iya itu yang loe pengang itu aja suru pake... nanti Ditha gua ambilin yang di ruangan sebelah " sahut Andi. Nuke mulai membuka pakaiannya satu per satu termasuk BHnya... saat itu jantungku udah ngga' karuan lagi... berdegub gila... dadanya gile banget... putingnya tampak rata... warna rada pink... ach... gila dech... aku tak kuat untuk cerita di sini... karena terlalu banyak dan cepatnya otakku untuk mengurai lagi kata2... dan kecepatan ketikku ini tidak mampu menampung kata2 yang tersusun lagi... pokoknya bayangin aja... toket ukuran 90 Cm ring dada... BH 36 B, kulit warna putih... pokoknya gila abis dah... Dia mulai pakai kaos pemberianku dan... " Yuk ke kamar mandi untuk basahin kaosnya... 

" Dia nurut aja... saat itu emang kaosnya panjang banget dan doi ngga' pake rok cuman CD dan kaos aja... kebetulan CD doi warna putih jadi pas banget dengan kaos Poohnya. Sampe di kamar mandi aku mulai ambil gayung air dan bilang " Sorry ya... kalo dingin bilang... " langsung aku guyur dia pas di bagian dadanya... Aku sengaja siram agak banyak dan dia melompat kedinginan terus terang aja kamar mandinya khan nyambung dengan studio dan studio itu pake AC dingin banget... dari siang udah nyala... jadi airnya juga ikut dingin. " Okay sini aku bantu " aku mulai ngelus dadanya karena ada bagian yang menggelembung isi angin... khan jadi toketnya ngga' kelihatan becetak di kaos... sambil neken... aku rasakan rabaan di dadanya dan walau dingin seeerrrr juga.... dia masih diem nurut... aku elus terus berputar-putar di dadanya... 

Aku alasan kalo supaya tampak benar bercetak.... makanya harus ditempelin semua permukaan kaos ke kulit.... Sudahannya aku seperti melihat di telanjang polos karena betul-betul bsah kuyup dia... saat itu barangku udah ngga' keruan lagi... full konak... mana tahan.... sakit rasanya... aku masih berusaha mengusap dadanya sedikit meremas... walaupun sudah complit tercetak seluruh badannya di kaos Pooh tadi... aku baru tersadar sejenak saat mendengar dia mulai mendesah.... ( saking asyiknya lupa kalo udah cukup lama dan gilanya dia diem aja terus )... saat itu baru aku berhenti dan bilang udah kayaknya pas sekarang... " Mas... tangannya tadi anget banget di dada saya " katanya perlahan hampir tak terdengar. Saat kami keluar kamar mandi... dia berpegangan lenganku yang kanan... mungkin masih terlena dengan kemesraan barusan... ( kali aja... mana aku tau ???? ). Saat ini mereka sedang dalam pemotretan wet look... kaos mereka basah total... dada mereka tercetak abis... seakan telanjang... meriamku konaknya minta ampun. Aku beranjak ke kamar mandi mo pipis saking ngga' kuatnya melihat pemandangan yang menguras tenaga... detak jantungku sudah seperti apa tau... Di kamar mandi sekalian pipis aku check meriam jagurku... busyet... palanya merah banget meradang... seperti jamur kesukaan Sammy ( yang punya HP ini )... orang lain boleh saja bangga dengan ukuran diameter atau panjang meriam... tapi bagiku... kepala meriam adalah segalanya... ngga' salah kalo Sammy suka banget sama jamur ( mushroom )... abis pipis aku cuci dulu Kabag Meriam ( Kepala Bagian Meriam )... sudah itu aku basahi juga celanaku dengan air segayung... " Aduh... basah dech... 

" celetukku pura-pura tidak sengaja... Aku keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan CD dan pakaian atas... sedang celena panjangku sengaja aku tenteng... aku jalan melewati kedua mahluk halus tersebut... aku cari hair dryer untuk mengeringkan celana panjangku. Saat melewati mereka... mata mereka berdua seakan terpaku pada si Kabag tadi... terpesona kali... baru sekali ini lihat Kabag begitu menggoda... " Kok kaos kaki dimasukkin CD sich Mas... " celetuk Ditha... " Ini asli lho... bukan gulungan kaos kaki... ngga' percaya ? " balasku menantang... " Kamu semua belum tau Jossy punya.... kaya' jamur... kepalanya gede banget... sampe menuh-menuhin bungkusnya... " sambung Andi. " Kasi unjuk Joss... biar mereka tau " lanjut Andi lagi... Akupun datang menghampiri mereka yang sedang pada pose duduk di lantai, aku berdiri pas di depan mereka.... dengan mata melotot keduanya memandang Kabagku... " Hhhhhgghhh..... " terdengar helaan nafas Nuke. " Gila banget... 

Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :


baru kali ini gue lihat... " ucap Ditha ngga' dapat melanjutkan kata-katanya karena tertegun abis. " Kalo mo pegang silahkan... mumpung masih baru... yang ini dijamin halal... " kataku. Tangan Nuke hampir saja diraihkan pada Kabag... tapi urung karena masih malu kali. " Udah Nuk... terusin aja... boleh khan Mas... " lanjut Ditha. " Sini tangan kamu kalo ragu dengan apa yang kamu lihat " Kataku sambil langsung meraih tangan Nuke. Pleeek... aku letakkan tangan Nuke pada seluruh batang tubuh... meriamku. Shock tampak dari sorot mata Nuke. tiga jenak kemudian aku rasakan jemari Nuke mulai bergerak lembut seakan memijit batang meriamku... untuk lebih meyakinkan kali ya. " Gila banget Dit... " komentar Nuke. " Mas... boleh lihat ya... masa dari tadi Mas-Mas ini lihatin kita kaya' gini... biar fair dan seri ya... " pinta Ditha. Andi yang sedari tadi udah ngga' ketahaan tampaknya.... langsung aja maju dan... " Okey kalo kamu semua mo bikin seri, kita buka semua pakaian masing-masing " sambil melepas kaos Andi maju menghampiri posisi pemotretan. Kita berempat telah telanjang bulat... saling pandang saling bengong... kaya'nya mereka ini juga belum senior banget. Badan mereka indah sekali... entah bagaimana melukiskannya dengan kata-kata... 

kamu semua bayangin aja sendiri. Aku yang sudah dari tadi konak... meriamku sudah mengacung posisi jam 11 demikian juga dengan Andi... " Kok kalian sama sich... sudah pada siap tempur semua... kita mo diapain... kok anunya sudah kaya' gitu ? " tanya Nuke sediit ngeri. Dalam kepolosan itu kami berdua tidak dapat lagi menyembunyikan ketegangan kami yang memuncak. Kami mulai pilih masing-masing pasangan... aku dapat Nuke Andi dapat Ditha langsung kami peluk dan aku mulai menghunjami dengan ciuman mautku yang terkenal dengan sebutan ciuman bidadari pencabut sukma... demikian julukan dari Sammy... < terus terang aku dan Sammy berteman dan sempat beberapa kali aku ikut pesta Sammy dan beberapa kali pula Sammy sempat merasakan ciuman mautku, sampe-sampe dia memberi julukan seperti itu... karena katanya terlalu melenakan dan membawa korban ke langit gelap >. Tampak Nuke mulai memejamkan mata... persis dengan apa yang dilakukan Sammy pada saat menerima ciuman pertama dariku. Lama kami berciuman... tapi bagiku lama dan sebentar bukanlah ukuran untuk menghanyutkan korban... melainkan kwalitas dari ciuman dan aliran emosi yang terkandung di dalamnya... " Mhhhh.... " desahku sambil bergetar kecil... menambah hangatnya suasana dan melenakan Nuke. Sementara itu Andi dan Ditha sudah sabil meremas dan bergumul di lantai studio.. panas aku melihatnya dan sengaja aku arahkan pandangan Nuke supaya dia makin terpengaruh... Lima belas menit kira-kira kami bergumul...

Aku lihat Andi mulai berganti posisi 69 dan aku mulai makin spaneng... votageku mulai tinggi... aku berusaha berdiri... menuntun Nuke mendekati pasangan Andi dan Ditha... Kamipun lalu membentuk formasi bujur sangkar. Aku hisap milik Ditha, Ditha hisap meriam Andi, Andi memasukan lidahnya pada lobang Nuke dan Nukenya malah asyik menjilatin dua peluru meriamku... sambil tangan kirinya memainkan Kabagku... entah berapa puluh bahkan may be ribu jenak kemudian aku mengusulkan ganti posisi... Sekarang giliranku menyerang Nuke... Nuke ke Andi... Andi memainkan clits Ditha dan Ditha langsung memasukkan Kabagku dalam mulutnya yang diawali dengan jilatan rata pada Kabag. " Gile.... Joss... loe punya sakit mulut gue... sempit masuknya kemulut gue... " kata Ditha, yang lalu disahutin Nuke " Salah loe sendiri...

Dari tadi gue cuman berani ngejilatin aja... mo masukin kemulut ngeri robek mulut gue. " " Aduh gimana rasanya kalo dimasukin dalam anu ya ? " tanya Ditha... " Kaya'nya bakalan penuh lobang gue... entar cowoc gue tau lagi gue abis kesruduk gajah. " lanjut Ditha. " Emang cowoc loe punya segede apa sich Dit ? " tanyaku menyelidik. " Gede sich... panjang lagi... " Ditha bilang " Tapi loe punya ini... gile... kepalanya bener-bener besar kepala ". " Ya udah jangan loe puji terus ntar aja dicoba... makin loe puji makin besar kepada dia nanti " sahutku membahas meriamku. Nuke udah ngga' kuat rasanya... dia langsung bilang dan minta duluan... " Joss gue pengen cobain sekarang... kaya'nya dengan banjir gini gue bisa nahan loe punya. ". Aku bergerak untuk ambil ancang-ancang, Nuke aku sandarin pada bantal besar di situ.... dengan posisi dia di bawah... aku mulai jongkok untuk siap menyerang.... tampak memang barang Nuke telah basah kuyup.... aku sentuh dulu dengan jari-jari kiriku.... hangat dan basah total... tangan kananku membimbing meriamku dan aku tempelkan pada gua garba Nuke... hangat terasa... lembab... basah... jantungku saat itu sudah kaga' keruan lagi bedegupnya... maklum mo nyantap cewec kencur yang bodynya ajubile... 

Bleee...sssssssssssssshhhhhg... pelan namun pasti aku benamkan langsung 3/4 bagiannya... aku tarik sampe Kabag... lalu berhenti biar Nuke sempat menikmati pembukaan itu... persembahan kepala besar.... merem meringis... dan entah apa lagi expresi Nuke saat itu aku bingung antara sakit nikmat dan gejolak yang tidak tertahankan.... " Hhhhhhhhgg....... " helaan nafas Nuke terdengar... " Aduh gile Dit rasanya.... " kata Nuke sambil mengeleng-geleng kepala seperti orang yang pasrah tak sanggup berujar.... Aku mulai tekan lagi, kali ini langsung diteruskan dengan manuver berputar saat mentok... berasa sekali ujung goa Nuke.... grek... kena loe.... pikirku.... " Eeemmmmmhhhhhhhhhh.... hhhhhhehhhhh.... " erang Nuke saat kayuhan mentok tersebut... tangannya langsung merangkulku erat... akupun masih terus menusuk-nusuk Nuke sambil manuver... beberapapuluh sodokan aku ayunkan pada posisi itu sebelum aku cabut dan menuntun Nuke ke kursi sofa yang ada di runag studio itu... Aku suruh Nuke meletakkan kaki kanannya di atas dudukan sofa dan kaki kirinya tetap di bawah sedang tangannya bertumpu pada sandaran sofa... posisi pantatnya nungging mempesona... 

Aku mulai lagi mengarahkan meriamku pada sasaran.... bleeeeeshhh.... mulai masuk dan beberapa goyang maju mundur standart mengawali permainan... aku bungkukkan badan untuk meraih si Big Tits... dapet... dan aku mulai meremas lembut sambil terus menggoyang maju mundur dan sesekali aku sendok ke atas untuk memberi shock terapi.... " Hhhgg... " itu saja yang sempat keluar dari mulut Nuke di sela erangan-erangannya... yang terus meluncur... tanpa henti... Aku geser dengan tanpa mencabut dulu meriam terbenam... aku suruh Nuke tiduran di atas sandaran sofa... dan kakinya masih menggantung di lantai.... aku lanjutkan sodokan dari arah belakang... kali ini lebih tenang karena pegangan Nuke cukup... akupun mulai mengayun keras... kemudian... setelah beberapa menit aku cabut dan tiduran di sofa... selonjor kakiku ke bawah dan aku minta Nuke duduk di atasku... Nuke melakukannya dengan membelakangiku... pelan-pelan dia memasukkan dengan bantuan bimbingan tangannya... lama juga kami bergoyang di posisi itu sampe Nuke menggelinjang tegang... " Joss.... ak... aku keluar .... achhhh...... emmmhhhhhhhh.......... aduh Joss....... enak banget......... ehhhhk... " erangnya yang aku sambut dengan sodokan makin keras dan kuremas pinggulnya.... aku coba bangkit dan meremas dadanya... sambil menekan tubuhnya lebih kebawab... biar mentook... " Eeeeehhhhmmmmmmmmmmm................. hhhhheeeeeeeechhhhhhhhhh.....emmmmmm.......

acchhhhhh....... aduuuuuuhhhh.......hhhhh " itu saja yang terus keluar dari mulutnya sedari tadi. Tampaknya Nuke sudah lunas. Kali ini dia cabut dan berbalik arah menghadapku kembali dia masukkan meriamku ke dalamnya. Permainan kali ini berawal lamban dan beberapa goyangan berlalu makin cepat Nuke memutar pinggulnya yang aku iringi dengan dengan sodokan memutar dan ke atas. Tanganku kedua-duanya asyik meremas Big Tits.... memilih putingnya.... dan sesekali naik ke pundaknya.... balik lagi ke dada.... " Addduuuu........uhhhhhhh.... keluar lagi ni " katanya setelah beberapa menit aktif di panggung politik dengan manuver-manuver canggihnya. Aku masih tegar dan belum ada rencana upload sperma ke Home Page Nuke. " Gile... lemes gue udah dua kali.... " katanya sambil terengah-engah... " Dit loe gimana ? " tanya Nuke melihat temennya lagi digoyang keras banget sama Andi... batang Andi emang panjang banget... sehingga dia bisa menarik jauh dan menyodok dalam.... sampai terdengar suara Ditha " Hek... heeekkkk " berkali-kali. " Ditha kita keuar bareng yuk..... " ajak Andi... " Gue udah ngga' bisa keluar lagi kaya'nya udah tiga kali Bang... " sahut Ditha... creeethh... crrreeeee thhhhh..... Andi keluar tanpa dibarengi Ditha. Merekapun ngegelosor berduaan di lantai.... Andi tampak sekali kelelahan. Sedang Nuke mulai mencoba menggoyang sekali lagi dengan sisa tenaganya... " Nuk kamu di bawah aja... " kataku dan Nukepun pindah kelantai... aku mulai menghunjam keras milik Nuke... dengan bertumpu pada kedua lenganku... sehingga membentuk segitiga... kakiku lurus ke belakang... ayunan lurus jarak panjang..... sampe mentok.... aku ayun cepat.... dalam... hunjaman luruh.... tanpa kombinasi... terus... terus... terus... terus... terus... terus... terus... dan terus... tapi belum juga keluar sampe Nuke teriak " Aaaaaaaacccccc...... chhhhhhhh....... " sambil badannya menggelinjang hebat.... aku masih dalam gaya yang sama dan " Aaaaacccccchhhhhhhhhhh........ ahhhh...... aaaaahhhhhhhhh....... aaaaaaaccccccc.... hhhhhhhhhh................hhhhhhhhh aaahhhhhhhh........ " itu erangan panjang yang aku pernah dengar dari seorang gadis yang aku setubuhi selama ini... sering sudah aku bikin puas cewec... tapi erangan klimaksnya tidak sepanjang ini. " Aduh........ hhhhheeeeeeee.........eeeeeeeehhhhh " Lemes sudah tampaknya si Nuke abis keluar orgasme panjang seperti itu. Aku masih menindihnya walau tidak menggoyang lagi... takut dia ngilu... dan aku peluk dia dengan penuh kasih..... 

Rasanya aku sayang banget dengan dia.... wajah mudanya tampak tak berdaya... beberapa jenak kemudian aku bangkit dan mencabut meriamku yang belum selesai bertempur... aku lihat Ditha setengah tertidur... aku hampiri dia dan aku belai rambutnya yang acak menutup sebagian wajahnya... " Dit... " panggilku perlahan... Tidak menyahut dia... tapi tangannya merangkul ke tengkukku... sambil bermalas-malasan.... aku ambil lap camera yang ada dekat kakiku... aku keringkan milik Ditha... Setelah kering aku coba sorongkan meriamku langsung... masih tegak gagah perkasa dia... sebelum masuk aku gosokdulu di depan lobang buaya... lalu dep... bleeesssshhhh.... Kabag mulai menengok ke dalam... blleeeeeeeessssssshhhhhhh semuanya sisa meriam aku benamkan pada tusukan kedua... pelan sambil kupeluk Ditha... aku goyang pelan sekali.... tenang.... terus sampai lama sekali.... aku merasakan kemesraan yang dalam..... hangat.... dadanya... yang lebih besar dari punya Nuke.... sesak mendorong di dada bidangku...

Lamunanku berputar sambil meriamku terus mengucek milik Ditha... yang bikin aku makin panas adalah membayangkan Ditha yang pasrah dan penuh kehangatan dalam dekapan dan goyanganku ini ternyata masih baru merayakan ulang tahun yang ke 17 beberapa hari lalu... itu aku lihat dari data sheetnya sebelum main tadi. Perasaan bermain dengan anak kecil yang baru tumbuh.... hangat.... dan lain-lainnya yang mengangkat imajinasiku semakin tinggi membuat aku mulai kewalahan mengatur nafsuku sendiri... rupanya aku telah terangsang oleh imajinasiku sendiri.... maka sebelum akhir dari semua demonstrasi ini aku percepat dan kusodok abis dengan manuver-manuver tingkat tinggi. Byaaaarrrrrr........... jebol juga pertahananku... tapi pada saat yang sama aku lihat Ditha juga mengejang dan mencengkeram pundakku makin keras... aku tahan terus.... tambah cepat sodokan... dan akuirnya berhasil juga aku upload spermaku ke Home Page Ditha... sementara Ditha mulai delete sperma hasil upload dan yang lainnya karena tampaknya terlalu banyak yang harus ditampung dalam buffernya... hingga tertumpah sebagian .... meleleh keselangkangannya di antara kedua paha mulusnya.... lalu aku cabut karena ingin membagi sisa file ( baca : sperma ) ke Home Page Nuke... Nuke masih mengangkang pada posisi seperti waktu aku log off tadi... blesshhh sisa tegang masih dapat menembus main frame Nuke... dan aku kucek-kucek sejenak... dan tidur lemas tanpa mencabut batangku dari Nuke.... 

Nuke sesekali dengan lemas masih berusaha membelaiku... " Terima kasih Joss.... baru kali ini aku merasakan yang seperti ini... nikmat sekali... biasanya aku ngga' pernah nyampe yang seperti tadi... kaya' kesetrum " kata dia perlahan sambil merem. Kamipun tertidur berempat... sampe sadar-sadar ketika nuke mengeliat dan... aku lihat arlojiku sudah menunjukan jam 10.25... dingin terasa menusuk... karena telanjang dan keringat telah lama mengering dari tubuh kami... lalu aku bangun dan disusul dengan Nuke... berdiri dan kami hendak membasuh tubuh yang penat ini dengan air hangat di shower kamar mandi studio. Sebentar di kamar mandi dengan tetap berpelukan dan saling menyabun badan yang lain... air hangat shower tetap mengucur... tiba-tiba pintu terbuka dan Andi tampak menggendong Ditha masuk... " Join donk " kata Andi... lalu kami mandi berempat... " Ndi... loe pake dech shower ini aku mo di corner bath tub aja dech... " kataku... lalu aku nyalakan air hangat di bath tub... aku isi dengan shower gel ( sambun khusus untuk bath tub ) aku aduk sampai buihnya banyak... Aku dan Nuke masuk... tak lama kemudian disusul oleh Andi dan Ditha... kami berempat... beendam dalam satu bath tub... emang bath tubnya gede banget karena bukan beli jadi... kaya'nya pesenan... soalnya dari batu granit dan muat untuk orang lima... sekeluarga kali. Berempat kami ulangi lagi permainan tadi sampe perut kami terasa perih... baru kami basuh badan dan ganti pakaian... lalu keluar cari makan dengan tubuh lemes banget.

Silahkan Klik langsung Di Bawah Ini : 

Bonus PromoNew Member 10%
 qqdomino

Bonus Referral Hingga 20%
 kiukiudomino

CERITA ASIK DEWASA : ABG Binal dan Pembantu SEXY yang HYPER

ABG Binal dan Pembantu SEXY yang HYPER


Cerita Asik Dewasa : ABG Binal dan Pembantu SEXY yang HYPER ..  ini akan mengisahkan cerita sex seruku menggarap cewek abg dan juga seorang pembantu temanku yang binal dan hipersex. Gimana sih cerita dewasa sekaligus cerita sex yang akan aku ceritakan kali ini ? yuk disimak aja cerita dewasa seru dan cerita dewasa sex berikut ini.

Aku terbangun karena hp ku berdering. Kulihat Dina, abg yang kugarap tadi malam, masih terlelap. Toketnya yang montok bergerak seiring dengan tarikan napasnya. Pengen aku menggelutinya lagi, tetapi temanku Ardi sedang menunggu diujung hp. Aku keluar kamar supaya Dina gak terganggu dengan pembicaraanku. "Baru bangun ya", terdengar suara Ardi diujung sana. "Iya, mau ngapain pagi gini dah nelpon, masih ngantuk", jawabku. "Gini ari baru bangun, udah jam 10 nih. Pasti ngegarap abg ya". "La iya lah", jawabku. "Ada apa".

"Tukeran abg yuk, aku semalam main ama pembantu sebelah". "Pembantu? emangnya gak ada cewek yang lain", kataku, rada kesel. Masak Dina mau dituker ama pembantu. "Tunggu dulu, biar pembantu Ana cantik kaya anak gedongan. Bodinya montok banget dan napsunya gede banget, maunya terus2an main. Kamu pasti puas lah main ama dia". "Masak sih, kalo cewekku Dina, anak sekolahan, montok dan binal kalo di ranjang", jawabku lagi. "Ya udah, kita tukeran aja, mau enggak. Kalo mau aku ama Ana cabut kerumahmu sekarang". Aku tertarik juga dengan tawaran, pengen juga aku ngeliat kaya apa sih pembantu yang katanya kaya anak gedongan, "Ok, dateng aja". Pembicaraan terhenti. Aku kembali ke kekamar.

Dina udah bangun. "Ada apa ka, mau maen lagi gak", katanya sambil tersenyum. "Belum puas semalem ya Din. Temen kaka tadi nelpon ngajakin kaka tuker pasangan. Dina mau gak maen ama temennya kaka. Dia juga ahli kok nggarap cewek abg kaya Dina", jawabku. "Kalo nikmat ya Dina sih mau aja", Dina bangun dari tempat tidur dan masuk kamar mandi. Aku menyusulnya. Sebenarnya aku napsu lagi ngeliat Dina yang masih telanjang bulat, tetapi karena Ana mau dateng ya aku tahan aja napsuku. Kita mandi sama sambil saling menyabuni sehingga kontolku ngaceng lagi. "Ka, kontolnya ngaceng lagi tuh, maen lagi yuk", ajak Dina sambil ngocok kontolku.

"Kan Dina mau maen ama temennya kaka, nanti aja maennya. Temen kaka ama ceweknya lagi menuju kemari", jawabku. Sehabis mandi, kita sarapan dulu. Dina tetep aja bertelanjang bulat sementara aku cuma pake celana pendek saja. Selesai makan aku menarik Dina ke saung dipinggir kolam renang yang ada dibelakang rumahku. Dina kupeluk dan kuciumi sementara tanganku sibuk meremes2 toket montoknya. Dinapun gak mau kalah, kontolku digosok2nya dari luar celana ku.

Sedang asik, Ardi dan Ana datang. Ardi sudah biasa kalo masuk rumahku langsung nyelonong aja kedalem, karena kami punya kunci rumah masing2. Ana ternyata cantik juga, seperti bintang sinetron berdarah arab yang aku lupa namanya. Ana make pakean ketat, sehingga toketnya yang besar tampak sangat menonjol. Pantatnya yang besar juga tampak sangat menggairahkan. Ana terkejut melihat Dina yang bertelanjang bulat. Kuperkenalkan Dina pada Ardi, Ardi langsung menggandeng Dina masuk ke rumah.

"An, Ardi bilang dia nikmat banget ngen tot sama kamu, no nok kamu bisa ngempot ya, aku jadi kepingin ngerasain diempot juga", kataku sambil mencium pipinya. "An, kamu napsuin banget, tetek besar dan pantat juga besar". "Dina kan juga napsuin om", jawabnya sambil duduk disebelahku di dipan. "Jangan panggil om dong, panggil kaka. Kan saya belum tua", kataku sambil memeluknya. Kucium pipinya sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku.

Kupandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung lalu bibirnya. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya aku mencium bibirnya. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan. Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Kubelai pangkal lengannya yang terbuka. Kubuka telapak tanganku sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil membelai pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya.

 Ana menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya di saat lidahku menjulur menikmati lehernya yang jenjang. "ka…." Ana memegang tanganku yang sedang meremas toketnya dengan penuh napsu. Bukan untuk mencegah, karena dia membiarkan tanganku mengelus dan meremas toketnya yang montok."An, aku ingin melihat toketmu", ujarku sambil mengusap bagian puncak toketnya yang menonjol. Dia menatapku. Ana akhirnya membuka tank top ketatnya di depanku. Aku terkagum-kagum menatap toketnya yang tertutup oleh BH berwarna hitam. 

Toketnya begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Sambil berbaring Ana membuka pengait BH-nya di punggungnya. Punggungnya melengkung indah. Aku menahan tangan Ana ketika dia mencoba untuk menurunkan tali BH-nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan BH-nya yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketnya semakin menantang. "toketmu bagus, An", aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. Perlahan aku menarik turun cup BH-nya. Mata Ana terpejam. Perhatianku terfokus ke pentilnya yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Kuusap pentilnya lalu kupilin dengan jemariku. Ana mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi toketnya. "Egkhh.." rintih Ana ketika mulutku melumat pentilnya.

Kupermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-kuat sehingga membuat Ana menarik rambutku. Puas menikmati toket yang sebelah kiri, aku mencium toket Ana yang satunya yang belum sempat kunikmati. Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulut Ana. Sambil menciumi toket Ana, tanganku turun membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut Ana. Kubelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba nonoknya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan Ana. Aku secara tiba-tiba menghentikan kegiatanku lalu berdiri di samping dipan. 

Ana tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka jeans warna hitamnya. Aku masih berdiri sambil memandang tubuh Ana yang tergolek di dipan, menantang. Kulitnya yang tidak terlalu putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yang dipakainya telihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna. Puas memandang tubuh Ana, aku lalu membaringkan tubuhku disampingnya. Kurapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher Ana. Kubelai lagi toketnya. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. Ana menelannya. Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans Ana yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan Ana yang masih tertutup CDnya. jari tengah tanganku membelai permukaan CDnya tepat diatas nonoknya, basah. Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuh Ana. Pinggul Ana perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya.

aku menyuruh Ana untuk membuka celana jeans yang dipakainya. Tangan kanan Ana berhenti pada permukaan kancing celananya. Ana lalu membuka kancing dan menurunkan reitsliting celana jeansnya. CD hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh di sekitar nonoknya hampir sebagian keluar dari pinggir CDnya. Aku membantu menarik turun celana jeans Ana. Pinggulnya agak dinaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans Ana. Akupun melepas celana pendekku. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Tubuhnya semakin seksi saja. Pahanya begitu mulus. Memang harus kuakui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Kami berpelukan. Kutarik tangan kirinya untuk menyentuh kontolku dari luar CD ku. "Oh.." Ana menyentuh kontolku yang tegang. "Kenapa, An?" tanyaku. Ana tidak menjawab, malah melorotkan CD ku. 

Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :


Langsung kontolku yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk dibelai dan digenggamnya. Belaiannya begitu mantap menandakan Ana juga begitu piawai dalam urusan yang satu ini. "Tangan kamu pintar juga ya, An,"´ ujarku sambil memandang tangannya yang mengocok kontolku. "Ya, mesti dong!" jawabnya sambil cekikikan. "Ka sama Dina semalem maen berapa kali?" tanyanya sambil terus mengurut-urut kontolku. "Kamu sendiri semalem maen berapa kali sama Ardi?" aku malah balik berrtanya. Mendapat pertanyaan seperti itu entah kenapa nafsuku tiba-tiba semakin liar. Ana akhirnya bercerita kalau Ardi napsu sekali tadi malem menggeluti dia. Mau berapa kali Arif meminta, Ana pasti melayaninya.

Mendengar penjelasan begitu jari-jariku masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonok Ana yang sudah basah. Telunjukku membelai-belai i'tilnya sehingga Ana keenakan. "Kamu biasa ngisep kan, An?" tanyaku. Ana tertawa sambil mencubit kontolku. Aku meringis. "Kalo punya kaka mana bisa?" ujarnya. "Kenapa memangnya?" tanyaku penasaran. "Nggak muat di mulutku," selesai berkata demikian Ana langsung tertawa kecil. "Kalau yang dibawah, gimana?" tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam nonoknya. Ana merintih sambil memegang tanganku. Jariku sudah tenggelam ke dalam liang nonoknya. Aku merasakan nonoknya berdenyut menjepit jariku. Ugh, pasti nikmat sekali kalau kon tolku yang diurut, pikirku. Segera CD nya kulepaskan.

Perlahan tanganku menangkap toketnya dan meremasnya kuat. Ana meringis. Diusapnya lembut kontolku keras banget. Tangannya begitu kreatif mengocok kontolku sehingga aku merasa keenakan. Aku tidak hanya tinggal diam, tanganku membelai-belai toketnya yang montok. Kupermainkan pentilnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonok Ana. kuraba permukaan nonok Ana. Jari tengahku mempermainkan itilnya yang sudah mengeras. kontolku kini sudah siap tempur dalam genggaman tangan Ana, sementara nonok Ana juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental yang kurasakan dari jemari tanganku yang mengobok-obok nonoknya. Kupeluk tubuh Ana sehingga kontolku menyentuh pusarnya.

Tanganku membelai punggung lalu turun meraba pantatnya yang montok. Ana membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat Ana, kuremas dengan sedikit agak kasar lalu aku menaiki tubuhnya. Kaki Ana dengan sendirinya mengangkang. Kuciumi lagi lehernya yang jenjang lalu turun melumat toketnya. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuh Ana. Aku melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan kontolku ke bibir nonoknya. Ana mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Ana menatap aku, matanya penuh nafsu seakan memohon kepadaku untuk memasuki nonoknya."Aku ingin menikmatimu, An" bisikku pelan, sementara kepala kontolku masih menempel di belahan nonok Ana. Kata ini ternyata membuat wajah Ana memerah. Ana menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolku yang perlahan menyusup ke dalam nonok Ana.

Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya. Perlahan namun pasti kontolku membelah nonoknya yang ternyata begitu kencang menjepit kontolku. nonoknya begitu licin hingga agak memudahkan kontolku untuk menyusup lebih ke dalam. Ana memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku hingga aku agak kesakitan. Namun aku tak peduli. "Ka, gede banget, ohh.." Ana menjerit lirih. Tangannya turun menangkap kontolku. "Pelan ka". Soalnya aku tahu pasti ukuran ****** Ardi tidaklah sebesar yang kumiliki. Akhirnya kontolku terbenam juga di dalam nonok Ana. Aku berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonok Ana. Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Kulumat bibir Ana sambil perlahan-lahan menarik kontolku untuk selanjutnya kubenamkan lagi.

Aku menyuruh Ana membuka kelopak matanya. Ana menurut. Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati kontolku yang keluar masuk dari dalam nonoknya. "Aku suka nonokmu, An.. nonokmu masih rapet" ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, nonok Ana enak sekali. "Kamu enak kan, An?" tanyaku lalu dijawab Ana dengan anggukan kecil. Aku menyuruh Ana untuk menggoyangkan pinggulnya. Ana langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya. "Suka kontolku, An?" tanyaku lagi. Ana hanya tersenyum. kontolku seperti diremas-remas ditambah jepitan nonoknya. "Ohh.. hh.." aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat. Aku mencoba mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya dengan bertumpu pada kedua tanganku. Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolku ke dalam nonok Ana.

Kuperhatikan kontolku yang keluar masuk dari dalam nonoknya. Dengan posisi seperti ini aku merasa begitu jantan. Ana semakin melebarkan kedua pahanya sementara tangannya melingkar erat di pinggangku. Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul Ana yang semakin tidak terkendali. "An.. enak banget, kamu pintar deh." ucapku keenakan. "Ana juga, ka", jawabnya. Ana merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata, "aduh" yang diucapkan terputus-putus. Aku merasakan nonok Ana semakin berdenyut sebagai pertanda Ana akan mencapai puncak pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya, namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang kualami. Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. 

Aku mempercepat goyanganku ketika kusadari Ana hampir nyampe. Kuremas toketnya kuat seraya mulutku menghisap dan menggigit pentilnya. Kuhisap dalam-dalam. "Ohh.. hh.. ka.." jerit Ana panjang. Aku membenamkan kontolku kuat-kuat ke nonoknya sampai mentok agar Ana mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya kejang. Kepalaku ditarik kuat terbenam diantara toketnya. Pada saat tubuhnya menyentak-nyentak aku tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi. "An, aakuu.. keluaarr, Ohh.. hh.." jeritku. Ana yang masih merasakan orgasmenya mengunci pinggangku dengan kakinya yang melingkar di pinggangku. Saat itu juga aku memuntahkan peju hangat dari kontolku. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan Ana juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya. Mulutku yang berada di belahan dada Ana kuhisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya. Telapak tanganku mencengkram toket Ana. Kuraup semuanya sampai-sampai Ana kesakitan. Aku tak peduli lagi. Pejuku akhirnya muncrat membasahi nonoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Ana pada saat aku mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh Ana. kontolku masih berada di dalam nonok Ana. Ana mengusap-usap permukaan punggungku. "Ana puas sekali dientot kaka," katanya. Aku kemudian mencabut kontolku dari nonoknya. Dari dalam Ardi keluar sudah berpakaian lengkap. "Pulang yuk An, sudah sore", ajaknya.

Aku masuk kembali ke kamar. Dina ada di kamar mandi dan terdengar shower nyala. Aku bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama kemudian, shower terdengar berhenti dan Dina keluar hanya bercelana pendek. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku hanya membersihkan tubuhku. Keluar dari kamar mandi, Dina berbaring diranjang telanjang bulat. "Kenapa Din, lemes ya dientot Ardi", kataku. "Lebih enak ngentot sama kaka, ****** kaka lebih besar soalnya", jawab Dina tersenyum. "Malem ini kita maen lagi ya ka". Hebat banget Dina, gak ada matinya. Pengennya dientot terus. "Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem", kataku sambil berpakaian. Dina pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.

Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Tangan Dina bergerak menggenggam kontolku. Aku melenguh seraya menyebut namanya. Aku meringis menahan remasan lembut tangannya pada kontolku. Dina mulai bergerak turun naik menyusuri kontolku yang sudah teramat keras. Sekali-sekali ujung telunjuknya mengusap kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kembali aku melenguh merasakan ngilu akibat usapannya. Kocokannya semakin cepat. Dengan lembut aku mulai meremas-remas toketnya. Tangan Dina menggenggam kontolku dengan erat. Pentilnya kupilin2. Dina masukan kontolku kedalam mulutnya dan mengulumnya. Aku terus menggerayang toketnya, dan mulai menciumi toketnya. 

Napsuku semakin berkobar. Jilatan dan kuluman Dina pada kontolku semakin mengganas sampai-sampai aku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutnya. Aku membalikkan tubuhnya hingga berlawanan dengan posisi tubuhku. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahku menyentuh nonoknya dengan lembut. Tubuhnya langsung bereaksi dan tanpa sadar Dina menjerit lirih. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahku di nonoknya. Kedua pahanya mengempit kepalaku seolah ingin membenamkan wajahku ke dalam nonoknya. kontolku kemudian dikempit dengan toketnya dan digerakkan maju mundur, sebentar.

Aku menciumi bibir nonoknya, mencoba membukanya dengan lidahku. Tanganku mengelus paha bagian dalam. Dina mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakinya yang tadinya merapat. Aku menempatkan diri di antara kedua kakinya yang terbuka lebar. ****** kutempelkan pada bibir nonoknya. Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Dina merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonoknya yang sudah banjir membuat gesekanku semakin lancar karena licin. Dina terengah-engah merasakannya. Aku sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolku menggesek-gesek itilnya yang juga sudah menegang. "Ka.?" panggilnya menghiba. "Apa Din", jawabku sambil tersenyum melihatnya tersiksa. "Cepetan.." jawabnya. Aku sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan ******. Sementara Dina benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahinya. "Dina sudah pengen dientot Ka", katanya.

Dina melenguh merasakan desakan kontolku yang besar itu. Dina menunggu cukup lama gerakan kontolku memasuki dirinya. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolku juga panjang. Dina sampai menahan nafas saat kontolku terasa mentok di dalam, seluruh kontolku amblas di dalam. Aku mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonoknya membuat kontolku keluar masuk dengan lancarnya. Dina mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama enjotanku. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting enjotanku mencapai bagian-bagian peka di nonoknya. Dina bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini.

kontolku menjejali penuh seluruh nonoknya, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolku sangat terasa di seluruh dinding nonoknya. Dina merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Dina mengakui keperkasaan dan kelihaianku di atas ranjang. Yang pasti Dina merasakan kepuasan tak terhingga ngentot denganku. Aku bergerak semakin cepat. kontolku bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitivenya. Dina meregang tak kuasa menahan napsuku, sementara aku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulku naik turun, ke kiri dan ke kanan. Erangannya semakin keras. Melihat reaksinya, aku mempercepat gerakanku. kontolku yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Dina meraih tubuhku untuk didekap. Direngkuhnya seluruh tubuhku sehingga aku menindih tubuhnya dengan erat. 

Dina membenamkan wajahnya di samping bahuku. Pinggul nya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantatku dan menekannya kuat-kuat. Dina meregang. Tubuhnya mengejang-ngejang. "Ka..", hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya saking dahsyatnya kenikmatan yang dialaminya bersamaku. Aku menciumi wajah dan bibirnya. Dina mendorong tubuhku hingga terlentang. Dia langsung menindihku dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhku. Kembali diemutnya kontolku yang masih tegak itu. Lidahnya menjilati, mulutnya mengemut. Tangannya mengocok-ngocok kontolku. Belum sempat aku mengucapkan sesuatu, Dina langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhku. nonoknya berada persis di atas kontolku. "Akh!" pekiknya tertahan ketika kontolku dibimbingnya memasuki nonoknya.

Tubuhnya turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolku. Selanjutnya Dina bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak. Pinggulnya bergerak turun naik. "Ouugghh.. Din.., luar biasa!" jeritku merasakan hebatnya permainannya. Pinggulnya mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tanganku mencengkeram kedua toketnya, kuremas dan dipilin-pilin. Aku lalu bangkit setengah duduk. Wajah kubenamkan ke dadanya. Menciumi pentilnya. Kuhisap kuat-kuat sambil kuremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Dina berkutat mengaduk-aduk pinggulnya.

Aku menggoyangkan pantatku. Tusukan kontolku semakin cepat seiring dengan liukan pinggulnya yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. AKu merasa pejuku udah mau nyembur. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, Dina pun merasakan desakan yang sama. Dina terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejuku nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonoknya. Dina pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya. Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat, Dina berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan denganku. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. "ka, nikmaat!" jeritnya tak tertahankan. Dina lemes, demikian pula aku. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! akhirnya kami tertidur kelelahan.

Silahkan Klik langsung Di Bawah Ini : 

Bonus PromoNew Member 10%
 qqdomino

Bonus Referral Hingga 20%
 kiukiudomino

CERITA ASIK DEWASA : PEMERKOSAAN SADIS SECARA BERAMAI-RAMAI

PEMERKOSAAN SADIS SECARA BERAMAI-RAMAI


Cerita Asik Dewasa : Pemerkosaan Sadis Secara Beramai-ramai...
Dengan tinggi badan 165 cm dan ukuran bra 36B, membuat penampilannya makin menggairahkan, apalagi jika ia memakai sepatu hak tinggi, rok span di atas lutut serta blous silk yang tipis, membuat semua pria yang menatapnya ingin mencicipi tubuhnya. Hampir setiap hari ia berpakaian seperti itu, hingga bra putih berenda ukuran 36B yang dipakainya itu dapat terlihat tembus dari balik blousnya yang tipis.

Pada suatu hari, beberapa bulan yang lalu, secara kebetulan suami Fie Cien tidak dapat menjemputnya di kantor karena ada urusan mendadak. Maka malam itu sehabis lembur, sekitar jam 8 malam ia menunggu taxi tidak jauh dari depan kantornya, yang malam itu sudah agak sepi dan gelap. Tiba-tiba tanpa disadarinya, sebuah mobil sedan berkaca gelap berhenti di depannya. Sekonyong-konyong keluar seorang pemuda dari pintu belakang dan langsung menyeret Fie Cien masuk ke dalam mobil tersebut, dan langsung tancap gas dalam-dalam meninggalkan tempat tersebut.

Di dalam mobil tersebut ada tiga orang pria, Fie Cien diancam untuk tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju dengan cepat. Fie Cien duduk diapit 2 orang pria, yang sementara mobil melaju berusaha meremas-remas pahanya, hingga tangan kedua lelaki tersebut bergantian meremas-remas selangkangannya yang dibalut celana korset putih berenda tersebut,

Kedua tangan Fie Cien diikat dengan tali tambang hingga dadanya yang masih dilapisi blous putih itu mencuat kedepan tidak tertahankan. Sementara itu kedua orang pria yang mengapitnya itu terus mengobok-ngobok selankangan Fie Cien hingga rok spannya tersingkap sampai sepinggang, sementara kedua belah kakinya yang masih memakai sepatu hak tinggi tersebut dibentangkan lebar-labar kekiri dan kanan sampai akhirnya kedua lelaki tersebut dengan leluasa mengusap-ngusap selangkangan Fie Cien, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar disuatu daerah sepi.

Mobil langsung masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kaki dan tangan Fie Cien diikat, sementara mulutnya disumpal pakai tissue. Fie Cien langsung digotong oleh dua orang masuk ke dalam rumah. Dan alangkah terkejutnya Fie Cien begitu masuk ke dalam ruangan tersebut. Ternyata diluar dugaannya, disana sudah menunggu kurang lebih sekitar lima puluh orang pria, yang rata-rata sudah setengah bugil dan mereka sedang menonton blue film sambil sesekali memainkan batang kejantanan mereka.

Fie Cien didudukkan di kursi sofa di antara mereka, dan mereka langsung membuka tali pengikat kaki dan tangannya serta sumbatan mulutnya. Fie Cien sudah tidak dapat bergerak dan berteriak lagi karena lemas ketakutan, sementara badannya terus gemetaran karena begitu takutnya dia. Salah seorang berkata kepadanya bahwa mereka tidak akan menyiksa atau memukulnya, asalkan Fie Cien menuruti kemauan mereka semua. Dan tanpa berlama-lama lagi mulailah Fie Cien dikerjain beramai-ramai.

Satu persatu dari mereka mulai meraba-raba tubuhnya, sementara yang lainnya berusaha membuka kancing baju blous Fie Cien, hingga terlepaslah blous tersebut dari tubuhnya. Dan betapa nafsunya mereka melihat tubuh Fie Cien yang montok putih dan dengan bra berenda yang sangat menggunung menutupi sepasang payudaranya yang indah. Paha yang masih tertutup rok span merah itu sekarang mulai digerayangi, dan mereka berusaha menyingkapkannya ke atas sambil membentangkan kedua kaki Fie Cien lebar-lebar sampai celana dalam model korset yang berwarna putih itu terlihat sangat jelas dan membuat Fie Cien terlihat semakin menggoda untuk dikerjain.

Tanpa membuang waktu lagi, mereka bergantian meremas-remas payudaranya yang besar itu. Beberapa tangan menyelinap di balik bra putih Fie Cien dan berusaha meremas-remas gunung kembar tersebut sambil memilin-milin puting susunya, hingga akhirnya mereka membetot BH Fie Cien ke bawah sampai kedua gunung kembar Fie Cien tersembul bergoyang-goyang. Dan langsung saja beberapa orang membuka celananya, dan bergantian menjepitkan penis mereka di antara gunung kember Fie Cien yang montok itu, dan menggerakkannya ke atas ke bawah dengan cepat.

Sementara gunung kembar Fie Cien sedang ‘dinikmati’, beberapa orang lainnya meremas-remas paha Fie Cien sambil mengusap-ngusap selangkangan Fie Cien yang masih dibalut celana korset putih itu. Hingga saking tidak tahan lagi karena nafsu, salah seorang menggunting celana korset Fie Cien di bagian selangkangannya, hingga terlihatlah vagina Fie Cien yang ditutupi bulu-bulu halus. Salah seorang mencoba untuk memasukkan jari tengahnya ke dalam vagina Fie Cien, yang sebelumnya sudah diolesi semacam pelumas yang licin, hingga jari tersebut keluar masuk dengan leluasa, dan membuat yang lainnya ingin mencoba sampai akhirnya sekitar dua puluh tiga orang dengan nafsunya bergantian memasukkan jari tengah maupun telunjuk mereka ke dalam vagina Fie Cien.

Sementara itu Fie hanya dapat pasrah dalam keadaan lemas tidak berdaya karena ia sangat shock melihat tubuhnya mulai diperkosa bergantian oleh lima puluh tiga laki-laki. Beberapa orang mulai memaksa Fie Cien untuk meng-oral batang kejantanan mereka. Satu orang di belakang Fie Cien memegangi kepalanya, sementara yang lainnya memaksakan batang kejantannya masuk ke dalam mulut Fie Cien hingga mentok sampai pangkal penis mereka dan sepasang buah sakar bergelantungan di depan bibir Fie Cien.

Ingin Daftar Permainan Games Judi Online Silahkan Saja Klik Dibawah Ini :


Musik Rock yang hingar bingar melatar belakangi pemerkosaan Fie Cien, dan mereka terus bergantian mengocokkan batang penis mereka di dalam mulut Fie Cien keluar masuk dangan cepat hingga buah sakarnya memukul-mukul dagu Fie Cien. Bunyi berkecipak karena gesekan bibir Fien dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak dapat dihindarkan lagi, dan membuat orang yang sedang mengerjainya makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajah Fie Cien hingga batang penisnya juga makin cepat keluar masuk mulut Fie Cien dan sesekali membuat Fie Cien tersedak dan ingin muntah.

Lima puluh tiga batang penis dengan ukuran 15 cm hingga 20 cm sudah dikulumnya dan membuat Fie Cien makin lemas dan pucat. Rata-rata dari mereka sudah tidak tahan, dan mulailah mereka menyetubuhi Fie Cien. Salah seorang memangku Fie Cien menghadap ke arahnya hingga gunung kembar Fie Cien mencuat tepat di depan wajahnya, sementara itu orang tersebut menusukkan batang penisnya ke dalam vagina Fie Cien. Dengan dibantu temannya, mereka menggerakkan tubuh Fie Cien ke atas ke bawah hingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vagina Fie Cien, dan lelaki yang memangkunya dapat menghisap-hisap serta meremas-remas payudaranya dengan leluasa.

Sementara itu dua orang lagi memaksa Fie Cien memegang batang penis mereka dan mengocoknya dengan cepat, yang lainnya lagi meremas-remas payudara Fie Cien dari arah belakang sambil menempelkan batang kejantannya di tubuh Fie Cien. Puas dengan gaya pangku, mereka memaksa Fie Cien berdiri nungging, dan menyetubuhinya dari arah belakang, sementara beberapa lelaki mengocok batang penis mereka di depan wajah Fie Cien, dan memaksanya untuk mengulum-ngulum serta menghisap batang kejantanan mereka.

Kedua gunung kembar Fie Cien diremas-remas dari arah depan oleh lelaki yang batang kejantanannya sedang dihisapnya, sementara beberapa laki-laki dengan begitu napsunya bergantian memacu batang penis mereka di dalam vagina Fie Cien. Penis demi penis bergantian berada di muka, mulut serta vaginanya, bahkan beberapa dari mereka dengan sengaja menampar-nampar penis mereka di wajah Fie Cien, hingga menimbulkan bunyi yang membuat mereka makin bernafsu memperkosa Fie Cien.

Sudah satu jam lebih mereka memperkosa Fie Cien, dan hampir semua lelaki yang ada sudah mendapat giliran, dan kini mereka ingin sekali untuk mengeluarkan spermanya di wajah, mulut serta payudara Fie Cien. Fie Cien dipaksa duduk di kursi sofa yang berada di ruang tamu tersebut, dan empat orang mulai berdiri mengelilinginya sambil memaksanya mengocok serta mengulum batang kejantanan mereka, hingga akhirnya satu persatu mulai memuncratkan air mani mereka di wajah Fie Cien. Rata-rata dari mereka muncrat sangat banyak hingga membuat wajah Fie Cien basah tidak karuan oleh banyaknya air mani yang ditumpahkan di wajahnya.

Tidak sedikit dari mereka yang memaksa Fie Cien untuk membuka mulutnya dan menyemprotkan sperma mereka bergantian di mulut Fie Cien, serta memaksanya untuk menelannya. Beberapa orang dari mereka juga menyemprotkan spermanya di payudara dan leher Fie Cien, hingga Fie Cien terlihat mandi sperma yang luar biasa. Ada yang menyemprotkan spermanya di ubun-ubun kepala Fie Cien. Hingga sperma berhamburan turun membuat garis lurus dari dahi hingga ke bibirnya.

Sepuluh orang bergantian menggunakan wajah Fie Cien untuk berejakulasi dengan cara menekan-nekan serta menggerakan wajahnya turun naik di selangkangan mereka hingga akhirnya air mani mereka muncrat berhamburan membasahi serta membuat lengket wajah Fie Cien. Dua orang dari mereka berusaha untuk menyendoki sperma yang menempel di wajah dan payudaranya, lalu mencekokinya ke mulut Fie Cien dan memaksanya untuk menelannya, hingga wajah dan payudara Fie Cien bersih mengkilat. Lima puluh enam orang sudah membuang spermanya di tubuh Fie Cien, dan kini Fie Cien diistirahatkan dan dimandikan oleh beberapa orang, untuk kembali diperkosa beberapa jam lagi.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan Fie Cien sudah kembali cantik dan bersih dengan bra putih berenda serta korset baru yang sudah dipersiapkan khusus untuknya. Fie Cien dipaksa menonton dirinya sendiri yang tadi difilmkan oleh mereka, terutama pada bagian dimana ia memakan sperma para lelaki yang begitu brutal memaksanya.

Kini Fie Cien kembali dikerjain oleh mereka, dan setengah dari mereka adalah wajah baru meggantikan mereka yang sudah merasa puas mengerjai Fie Cien. Mereka kembali menyetubuhi Fie Cien dengan nafsunya sambil memaksanya mengocok serta menghisap-hisap penis mereka hingga akhirnya mereka berejakulasi dan mengumpulkan sperma mereka di dalam gelas whisky yang berkaki panjang, dan terkumpulah enam puluh sperma laki-laki dalam tiga gelas whisky tersebut.

Satu gelas pertama dari sperma tersebut dituangkan ke dalam semangkuk penuh butiran jagung manis yang sudah direbus dan diaduk hingga rata, tidak lupa juga salah seorang dari mereka mencampurkan susu kental manis ke dalam mangkuk jagung tersebut, dan Fie Cien dipaksa makan jagung sperma tersebut sambil disuapi bergantian oleh beberapa laki-laki. Bahkan lima belas orang dari mereka ada yang langsung mengecrotkan air maninya ke dalam mangkuk jagung tersebut hingga makin kental saja kuah jagung yang harus dinikmati Fie Cien, hingga akhirnya jagung tersebut habis ditelannya.

Gelas kedua kini dicekoki ke mulut Fie Cien sesendok demi sesendok hingga habis tidak bersisa, dan sisa-sisa air mani yang ada di gelas dikuas dengan potongan ketimun yang akhirnya disumpalkan ke dalam mulut Fie Cien dan dipaksa mengunyah, kemudian menelannya. Gelas ketiga dituangkan dari atas kepala Fie Cien hingga membasahi seluruh wajah, leher, payudara serta dada Fie Cien. Dan mereka seperti biasa menyendoki sperma tersebut dan menyuapinya ke mulut Fie Cien.

Beberapa orang yang belum puas kembali menjepitkan penis mereka di belahan payudara Fie Cien, dan mengocoknya dengan sangat cepat sampai akhirnya mereka bergantian menyemprotkan air mani mereka di wajah Fie Cien yang sudah mandi sperma tersebut, hingga bertetesan ke payudaranya. Salah seorang mengambil celana dalam korset milik Fie Cien yang dari tadi sudah dicopot dari selangkangannya dan Fie Cien dipaksa memegang korsetnya itu dengan kedua tangan yang direntangkan dan kurang lebih tiga puluh orang laki-laki yang masih belum puas spermanya diminum Fie Cien mulai beraksi lagi.

Mereka mulai mengocok-ngocok penis mereka di depan wajah Fie Cien, sementara Fie Cien terus dipaksa merentangkan korsetnya itu, dan satu persatu dari mereka mulai berejakulasi dan bergantian menyemprotkan spermanya di wajah Fie Cien maupun di atas korset Fie Cien, hingga tetesan air mani dari wajah Fie Cien jatuh di korset tersebut. Hingga akhirnya korset tersebut berat dengan sperma yang tertampung di atasnya, bahkan sampai tembus menetes membasahi paha Fie Cien.

Celana korset tersebut diangkat oleh salah seorang dari tangan Fie Cien, dan mereka memaksa Fie Cien membuka mulutnya, dan salah seorang dari mereka menyumpalkan korset tersebut ke dalam mulut Fie Cien dengan brutalnya dan menekannya hingga habis melesak masuk semua ke dalam mulut Fie Cien dan mereka bergantian menekan-nekan korset tersebut agar air maninya meresap ke tenggorokan Fie Cien dan tertelan olehnya. Selesai dikerjain Fie Cien dibawa hingga ke pusat kota dan dinaikkan ke dalam taksi dalam hanya dipakaikan jas hujan.

Silahkan Klik langsung Di Bawah Ini : 

Bonus PromoNew Member 10%
 qqdomino

Bonus Referral Hingga 20%
 kiukiudomino

Facebook

Advertising

Histats